ESTIMASI
PENDAPATAN
Anggaran
merupakan intrumen penting dalam organisasi sektor publik. Perencanaan anggaran
pendapatan sangat penting untuk
menentukan tingkat kemampuan keungan pemerintah dalam menyediakan pelayanan publik, melak- sanakan kebijakan alokasi
dan distribusi anggaran, menentukan kebijakan surplus/defisit anggaran serta menentukan arah kebijakan pembiayaan anggran. Ketepatan dalam
perencanaan anggaran pendapatan sangat diperlukan karena ang- garan pendapatan
tesebut memiliki banyak implikasi, antara lain berimplikasi pada kebijakan
anggaran belanja, pembiayaan dan evaluasi kinerja.
Prakiraan
dan Penganggaran
Penganggran
(budgeting) pada prinsipinya berdeda
dengan prakiraan (fore- casting).
Penganggaran merupakan rencana manajemen yang mengandung implikasi perlunya
komitmen dan tanggung jawab untuk mencapai
angka yang ditetapkan dalam anggaran, sedangkan prakiraan tidak lebih
hanyalah prediksi atau estimasi tentang apa yang terjadi dan tidak berimplikasi paa perlunya komitmen
dan tanggung jawab untuk merealisasikan
prediksi tersebut. Jika dilihat dari sudut pandang manajemen, prakiraan
merupakan alat prencanaan (planning tool),
sedangkan anggaran merupakan alat perencanaan sekaligus pengendalian (planning & control tool).
Keterkaitan
prakiraan dengan pengendalian ada;ah hasil prakiraan dapat digunkan manajemen
sebagai dasar perencanaan anggaran. Dengan kata lain, hasil prakiraan dapat
digunakan manajemen untuk membuat proyeksi anggaran. Oleh karena itu, sebelum
manajemen menetapkan suatu target anggaran terlebih dahulu perlu dilakukan
prakiraan baik pendapatan maupun belanja agar target yang ditetapakn dalam
anggaran realistis dan rasional. Prakiraan pendapatan ini juga penting untuk
mengukur kemampuan pemerintah daerah dalam memungut pendapatan sehingga juga
berpengaruh pada pemilihan strategi dari
mobililisasi pendapatan.
Teknik Prakiraan Pendapatan
Teknik kualitatif
Teknik
prakiraan yang bersifat kualitataif antara lain adalah teknik Delphi dan teknik
judgment. Teknik Delphi dilakukan
dengan cara mengumpulkan para ahli (expert),
kemudian mereka secara kelompok maupun individual dimintai pendapat atau
pandangan mereka tentang predikdi masa depan yang akan mempengaruhi arus pendapatan. Metode kualitatif selain tehnik
Delphi adalah dengan pendeka- tan, yaitu prakiraan berdasarkan pengalaman masa
lalu dan pertimbangan berba- gai faktor
yang mempengaruhi pendapat dimasa
mendatang. Namun tidak berarti metode kuntitatif selalu lebih baik daripada
metode judgement atau metode kaulitatif
yang lain. Oleh karena itu, untuk
memperoleh hasil prediksi yang lebih memuaskan sebaiknya digunakan teknik
kualitataif dan kuantiitataif secara bersma-sama.
Teknik
Kuantitatif
Dalam
penggunaan teknik kuantitatif, sebelum dilakuaknn teknik prakiraan terlebih
dahulu harus ditentukan:
1.
Subjek
prakiraan, yaitu apa yang akan diprediksi atau diestimasi.
Subjek prakiraan bisa berupa pendapatan secara keseuruhan maupun per kelompok,
jenis, objek, dan rincian objek pendapatan. Mislanya Pendapa- tan Asli Daerah
(PAD) dapat dirinci menurut jenisnya, Pajak Daerah Retribusi, Bagian Laba BUMND dan
lain-lain PAD yang sah.
2.
Rentang
prakiraan, yaitu periode waktu yang akan diramal.
Rentang prakiraan harus ditetapakan apakah untuk prediksi satu tahun ke depan,
dua tahun, tiga tahun dan seterusnya.
3.
Data
yang digunakan, yaitu data runtun waktu (times series) sebagai dasar untuk
prediksi, apakah perlu digunakan data sepuluh tahun, liam tahun atau tiga tahun
yang lalu sebagai basis prakiraan. Kualitas data sangat berpengaruh terhadap
keakurasian hasil prakiraan.
Selanjutanya
akan dibahas beberapa teknik kuantitatif prakiraan yang cukup mudah digunakan,
murah biayanya, serta dalam banyak kasus cukup tinggi keakuratannya. Teknik
tersebut antara lain:
1.
Simple Moving Average
Simple Moving Average
(SMA) merupakan teknik prakiraan yang cukup sederhana dan mudah duigunakan.
Dengan teknik SMA kita memprediksi pendapatan tahun depan dengan berdasarkan
perhitungan rata-rata penda- patan
periode yang lalu, atau disebut juga ramalan (forecast periods). Sebelum dihitung rata-rata pendapatan periode
lalu, terlebih dahulu perlu ditentukan jumlah tahun yang akan dijadikan sebagai
periode ramalan, misalnya tujuh tahun, lima tahun, dan tiga tahun sebelumnya.
2.
Exponential Smoothing
Teknik
Exponential Smoothing (EXS) dinilai
lebih baik dibandingkan Simple Moving
Average, sebab EXS memberikan bobot yang berbeda untuk periode yang berbeda, sedangkan SMA
memberikan bobot yang sama untuk semua data yang ada. Dengan teknik EXS, kita dapat mem- berikan bobot yang lebih
besar terhadap data terakhir.
3. Transformation Moving Average
Transformation
Moving Average (TMA) merupakan teknik
prakiraan dengan melihat kecendrungan (trend) dari data yang lalu. Jika kecen- drungan
pendapatan selama beberapa tahun menunjukan kenaikan, maka pendpatan tahun mendatang akan naik dibandingkan tahun sebelumnya, sebaliknya jika terndnya
turun maka pendapatan tahun mendatang akan turun dari tahun sebelumnya,
4. Regresi
Regresi pada dasarnya juga mirip dengan Transformation Moving Average, yaitu
sama-sama teknik trend. Untuk membuat prediksi dengan menggunakan teknik
regresi, pertama kali yang harus dilakukan adalah menentukan persamaan
regresinya. Persamaan regresi sederhana untuk memprediksi pendapatan dapat dinyatakan
sebagai berikut:
Keterangan:
y = Estimasi
Pendapatan
X = Tahun
α =
Pendapatan Dasar (Baseline Revenue)
b = Peruabahn
Pendapatan sebagai akibat dari perubahan periode ramalan
Regresi dengan
Model Ekonometrika
Prakiraan pendapatan dengan teknik regresi pada
dasarnya dapat dibagi menjadi dua
metode, yaitu 1) metode regresi sederhana dan 2) metode regresi dengan meetode
ekonometrika yang canggih. Dengan metode
ekonometrika, persamaan regresi untuk memprediksi pendapatan tahun mendatang
dengan tidak menggunakan satu variable tetapi memasukkan variable-variable yang
berpengaruh terhadap pendapatan, misalnya variable pertumbuhan penduduk,
pendapatan perkapita, inflasi dan data pertumbuhan ekonomi.
Menilai Akurasi Prediksi
Untuk menilai keakuratan berbagai teknik prakiraan
dapat dilakukan dengan menghitung pesentase kesalahan peramalan, yaitu Absolute
Percentage Eror (APE) dan Mean Absolute Percentage Eror (MAPE.) APE dan MAPE
mengukur perbedaan antara nilai
prakiraan dengan hasil yang sesungguhnya terjadi. Semakin kecil nilai APE berarti semakin baik keakurasian
teknik prakira- an yang digunkan. Secara matematis APE dapat dituliskan sebagai berikut:
APE = Prediksi – Hasil Sesungguhnya
Hasil Sesungguhnya
Karena nilai APE
yang diabsolutkan, maka APE tidak dapat menunjukkan apakah terjadi prakiraan
lebih (over estimate) ataukah prakiraan kurang (under
estimate) .Pada umumnya teknik kuantitatif memiliki tingkat akurasi prediksi yang lebih baik dibandingakn
pendekatan judgmental. Perlu
diperhatikan juga bahwa tingkat akurasi prakiraaan memiliki hubungan
terbalik dengan banyaknya periode
ramalan. Semakin lama periode yang
diramalkan, semakin besar
penyimpangan peramalannnya. Hal ini terutama dipengaruhi oleh faktor lingkung- an
ekonomi dimasa datang yang tidak pasti
dan tidak semua faktor ekonomi di perhitungan dalam persamaan matematis prakiraan.
Permaslahan Prakiraan Pendapatan di Sektor Publik
Permaslahan yang
terkait dengan urgensi prakiraan pendapatan di lingkungan organisasi sektor
publik dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: faktor teknis, ekonomi, adminitratif, dan
peran legislatif. Faktor teknis terkait
dengan penggunaan teknik prakiraan yang paling tepat yang dapat dikuasi oleh
pegawai pemerintah dan ketersediaan data yang memadai. Termasuk dalam fak- tor teknis ini adalah
kualitas sumber daya manusia yang melakukan tugas prakira- an pendapatan.
Faktor ekonomi terkait dengan turbulensi dan ketidakpastian ekonomi yang
mempengaruhi prakiraan pendaptan. Faktor adminnitratif terkait dengan perubahan
peraturan perundanagn terkait yang mempengaruhi pendapatan. Faktor peran
legislataif terkait dengan penggunaan
hak budget oleh dewan serta fungsi legislasi terkait dengan anggaran. Prakiraan
pendapatan menjadi terasa penting jika legislasi menaruh perhatian yang besar
terhadap prediksi pendapatasn tersebut.
*inilah tugas Mata Kuliah MANAJEMEN KEUANGAN DAERAH
Terima kasih mencerahkan....
BalasHapus